Beranda | Ebook
Al-Istinbaath (Faedah-Faedah Dari Ayat-Ayat Al-Qur-an)
Di antara hal yang menghalangi kebanyakan orang dari memahami Al-Qur-an adalah: mereka tidak menyadari bahwa realita dan kenyataan yang mereka hadapi sebenarnya masuk di dalam kandungan Al-Qur-an. Mereka menyangka bahwa Al-Qur-an berbicara tentang perkara-perkara dan individu-inividu yang sudah berlalu. Padahal, kalaulah mereka yang dibicarakaan dalam Al-Qur-an itu sudah berlalu, maka -demi Allah- orang-orang tersebut mempunyai para penerus sampai zaman sekarang; baik yang sama persis dengan mereka, yang lebih jelek, maupun yang lebih ringan kejelekkannya. Ketika Al-Qur-an berbicara tentang para pendahulu tersebut, maka masuk di dalamnya para pewaris sifat mereka.   “Dan yang semisal dengan (kesalahan) ini adalah: apa yang disebutkan oleh banyak ahli tafsir tentang ayat-ayat yang (sebenarnya) maknanya umum, (kemudian mereka katakan) bahwa ayat-ayat ini berkaitan dengan orang-orang tertentu (yang telah berlalu) dari kalangan orang-orang kafir dan munafik. Maka ini bentuk kekurangan yang nyata dan pengrusakkan terhadap ayat-ayat yang dimaksudkan keumumannya.   Sepertinya (kesalahan) ini terjadi karena: ada orang-orang pada zaman Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam yang mereka mengatakan perkataan-perkataan atau melakukan perbuatan-perbuatan -yang baik atau yang jelek-; kemudian disebabkan orang-orang tersebut turun ayat-ayat, yang di dalamnya Allah memuji orang-orang yang berbuat baik, menyanjung mereka, dan menjanjikan pahala yang melimpah bagi mereka. Dan (turun juga ayat-ayat yang di dalamnya terdapat) celaan atas orang-orang yang berbuat jelek dan ancaman berupa adzab yang pedih atas mereka. Kemudian banyak ahli tafsir yang menisbatkan ayat-ayat yang maknanya umum tersebut (khusus) bagi indivindu-individu tersebut. Sehingga mereka (para ahli tafsir itu) berkata: “Mereka itulah yang dimaksudkan dalam (ayat-ayat) tersebut.”….Maka tidak benar menisbatkan (ayat-ayat) itu kepada orang-orang tersebut dan bahwa merekalah yang di maksud dengannya, kecuali dalam rangka menjelaskan bahwa (ayat-ayat) itu turun berkenaan dengan mereka, akan tetapi hukumnya mencakup mereka dan orang-orang selain mereka.”   “Maka kewajiban manusia adalah: memahami makna firman Allah sebagaimana difahami oleh para Shahabat radhiyallaahu ‘anhum.   Mereka (para shahabat Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam) bila membaca kurang lebih sepuluh ayat, tidak akan mereka lewati (ayat-ayat) tersebut sebelum mereka memahami dan mewujudkan hal-hal yang ditunjukkan oleh (ayat-ayat) tersebut; berupa keimanan, ilmu dan amal, kemudian menempatkan (hal-hal) tersebut pada keadaan-keadaan yang (nyata) terjadi.   Maka mereka meyakini berita-berita yang terdapat di dalam (ayat-ayat) tersebut, tunduk terhadap perintah-perintah dan larangan-larangannya, serta memasukkan segala kejadian yang mereka saksikan dan realita-realita yang terjadi pada mereka dan selain mereka; (mereka masukkan semuanya itu) ke dalam (ayat-ayat) tersebut. Kemudian mereka mengintrospeksi diri-diri mereka: Apakah mereka telah melaksanakannya ataukah belum? Bagaimana cara untuk tetap istiqomah di dalam perkara-perkara yang bermanfaat dan memperbaiki yang masih kurang? Dan bagaimana caranya agar terbebas dari hal-hal yang berbahaya?   Sehingga mereka mengambil petunjuk dari ilmu-ilmu Al-Qur-an dan berakhlak dengan akhlak-akhlak dan adab-adabnya. Mereka mengetahui bahwa Al-Qur-an adalah firman (Allah) Yang Mengetahui yang ghaib dan yang nyata, yang (firman ini) diarahkan kepada mereka, dan mereka dituntut untuk memahami maknanya dan mengamalkan konksekuensinya.

Pengarang: Ahmad Hendrix
Penerbit: Koleksi Buku Ahmad Hendrix
Kategori: #Al-Quran Al-Karim

Download